Gugurnya prajurit Kopassus Pratu Yusuf, oleh anak buah Santoso tak melunturkan moril anggota Satgas Operasi Tinombala. Mereka masih tetap semangat tinggi mengejar 9 DPO anggota MIT.
Dilansir dari Radar Sulteng (Jawa Pos Group), Penanggungjawab Operasi Tinombala, Brigjen Pol Rudy Sufahriadi mengatakan, ke depan, pihaknya akan mengevaluasi lagi operasi ini, untuk memperbaiki kekurangan di lapangan, sehingga operasi berjalan lancar.
Ditanya persenjataan yang dimiliki MIT saat ini, Rudy memprediksi, hanya 3 pucuk senjata api yang dipegang beberapa kelompok MIT.
“Sementara untuk bom kami belum tahu berapa yang mereka pegang. Masyarakat yang kerap bertemu kelompok ini melihat memang hanya 3 pucuk senjata yang dibawa kelompok ini,” tutur Rudi.
Sementara itu, Wakil Kepala Operasi Tinombala, Kolonel Alfi mengungkapkan, jika Pratu Yusuf memang meninggal saat dilakukan evakuasi. Jarak menuju ke mobil yang menjemput jenazah kata Alfi, sekitar 5 kilometer, namun medan yang terjal membuat proses evakuasi mengalami kendala.
“Jalannya kalau kita sebut itu keriting, artinya medannya terjal,” tutur Alfi.
Tim Nanggala 8 sendiri, saat mengendus jejak para kelompok MIT ini, di serang dari arah ketinggian hingga mengenai Pratu Yusuf. Meski begitu, Alfi mengaku salut dengan semangat Yusuf di akhir pengabdiannya kepada negara.
Untuk kenaikan pangkat sendiri, Wakil Kepala Operasi Tinombala ini, mengaku menyerahkannya kepada pimpinan atas.
“Itu tentu kebijakan dan keputusan pimpinan atas. Namun secara pribadi saya menilai Pratu Yusuf semangat dan greget ingin mencari para teroris,” sebut Alfi.
Dia juga memperkirakan, peluru yang menembus Pratu Yusuf, merupakan peluru kaliber 5,56 milimeter, yang dimuntahkan dari senjata jenis SS1 V1 atau M16.
Yusuf sendiri, berasal dari kesatuan Grup 1 Kopassus, Serang Banten. Sementara untuk Pratu Imam Hanafi, Alfi menegaskan, bahwa korban bukan akibat kontak tembak, melainkan terluka saat melakukan evakuasi jenazah Yusuf.
“Untuk Imam Hanafi hanya terkena kayu saja. Saat ini dia sudah bisa jalan kok di rumah sakit,” singkat Alfi. (agg/sad/JPG)