Cinta memang buta, tidak memandang usia, jabatan dan rupa. Bahkan gara-gara cinta, tak sedikit orang yang tidak bisa membedakan mana yang benar dan salah, termasuk juga batasan untuk tidak mencintai suami orang.
Semua teman sudah pada nikah, pasti bosan dengan pertanyaan kapan nikah? Mana calonnya? Pertanyaan itu sebenarnya adalah cobaan, seberapa kuat kita berpendirian, seberapa kuat kita berjuang dan seberapa besar kesabaran kita diuji.
Apabila kita goyah dengan perkataan orang, kita malah terjebak di jalan yang salah, mencintai suami orang. Awalnya sih memang bahagia hati berbunga-bunga.. Eits tunggu dulu, itu tidak tahan lama.. Sedetik kemudian, kamupun akan dihantui rasa bersalah.
Saat kamu bertemu dengannya di kantor setiap hati, menjadi rekan se-tim dan hampir ke mana-mana bersama karena tuntutan pekerjaan. Kamu mengenalnya lebih dekat, kamu melihat wajah dan senyumnya setiap hari, terlebih lagi jika ia memberikan perhatian-perhatian kecil yang justru menimbulkan salah paham.
Pada awalnya kamu akan merasa ia hanya perhatian dan peduli sebagai rekan kerja, tapi kemudian kamu berpikir 'apa mungkin dia suka sama aku? Kenapa sepertinya beda ya?' Perlahan tapi pasti, ada benih cinta yang tumbuh, apalagi ketika dia tidak mengelak hal itu dan justru memperjelas perasaannya.
Dalam waktu singkat permasalah itupun menjadi sangat besar, ya PERSELINGKUHAN. Dulu kamu benci dengan orang yang menjadi perusak hubungan orang lain. Tapi kini, kamulah yang menyandang sebutan itu.
Kamu menyukai setiap apa yang dilakukannya untukmu. Tapi bagaimana pun, ia akan selalu pulang ke rumahnya, kembali ke istri dan anaknya. Sungguh, ingin sekali menampar wajahnya, marah dan berteriak di depannya, tapi kamu tak kuasa. Kamu hanya bisa diam, menahan hal itu, menangis diam-diam saat sudah di rumah. Karena bagaimana pun, kamu hanya selingkuhan.
Ada yang salah dengan hati, mengapa harus mencintai orang seperti ini? Apa yang kamu inginkan hanyalah cinta yang normal, yang tak harus sembunyi-sembunyi, pria yang bisa kamu miliki sepenuhnya. Yang hanya mencurahkan perhatian dan waktunya untukmu.
Pada akhirnya, kamu hanya bisa pasrah. Benar apa kata orang, Selingkuhan memang lebih dicintai daripada istri sendiri. Sering terlewat di benak, “ingin sekali aku tinggalkan keluargaku demi selingkuhanku”, namun saat mereka sudah bertemu, katanya “itu keluargaku, itu anakku, itu istriku” (wajibbaca.com)
Kapan Nikah?
Semua teman sudah pada nikah, pasti bosan dengan pertanyaan kapan nikah? Mana calonnya? Pertanyaan itu sebenarnya adalah cobaan, seberapa kuat kita berpendirian, seberapa kuat kita berjuang dan seberapa besar kesabaran kita diuji.
Apabila kita goyah dengan perkataan orang, kita malah terjebak di jalan yang salah, mencintai suami orang. Awalnya sih memang bahagia hati berbunga-bunga.. Eits tunggu dulu, itu tidak tahan lama.. Sedetik kemudian, kamupun akan dihantui rasa bersalah.
Saat kamu bertemu dengannya di kantor setiap hati, menjadi rekan se-tim dan hampir ke mana-mana bersama karena tuntutan pekerjaan. Kamu mengenalnya lebih dekat, kamu melihat wajah dan senyumnya setiap hari, terlebih lagi jika ia memberikan perhatian-perhatian kecil yang justru menimbulkan salah paham.
Awalnya hanya perhatian
Pada awalnya kamu akan merasa ia hanya perhatian dan peduli sebagai rekan kerja, tapi kemudian kamu berpikir 'apa mungkin dia suka sama aku? Kenapa sepertinya beda ya?' Perlahan tapi pasti, ada benih cinta yang tumbuh, apalagi ketika dia tidak mengelak hal itu dan justru memperjelas perasaannya.
Dalam waktu singkat permasalah itupun menjadi sangat besar, ya PERSELINGKUHAN. Dulu kamu benci dengan orang yang menjadi perusak hubungan orang lain. Tapi kini, kamulah yang menyandang sebutan itu.
Pada saat itulah, kekuatan hatimu akan diuji.
Kamu menyukai setiap apa yang dilakukannya untukmu. Tapi bagaimana pun, ia akan selalu pulang ke rumahnya, kembali ke istri dan anaknya. Sungguh, ingin sekali menampar wajahnya, marah dan berteriak di depannya, tapi kamu tak kuasa. Kamu hanya bisa diam, menahan hal itu, menangis diam-diam saat sudah di rumah. Karena bagaimana pun, kamu hanya selingkuhan.
Ada yang salah dengan hati, mengapa harus mencintai orang seperti ini? Apa yang kamu inginkan hanyalah cinta yang normal, yang tak harus sembunyi-sembunyi, pria yang bisa kamu miliki sepenuhnya. Yang hanya mencurahkan perhatian dan waktunya untukmu.
Pada akhirnya, kamu hanya bisa pasrah. Benar apa kata orang, Selingkuhan memang lebih dicintai daripada istri sendiri. Sering terlewat di benak, “ingin sekali aku tinggalkan keluargaku demi selingkuhanku”, namun saat mereka sudah bertemu, katanya “itu keluargaku, itu anakku, itu istriku” (wajibbaca.com)