Pasca Referendum Uni Eropa, Kebencian Rasial dan Agama di Inggris Melonjak Tajam.

Kebencian Rasial dan Agama di Inggris Melonjak Tajam   
Sebuah toko daging halal hancur akibat ledakan bom molotov yang dilemparkan seseorang di Walsall, West Midlands. dailymail.co.uk

Sebuah ledakan terjadi di toko daging halal di Midlands Barat, Inggris. Ledakan ini diduga merupakan bentuk kejahatan kebencian agama dan rasial yang meningkat pasca-referendum Uni Eropa.

“Tidak ada yang terluka berat, tapi ledakan ini bisa berakibat fatal,” ucap Inspektur Detektif Greg Evans pada Selasa, 28 Juni 2016.

Polisi tengah memeriksa CCTV yang ada di sekitar toko guna melacak tersangka yang melempar bom bensin di toko tersebut. Kasus ini merupakan satu contoh kejahatan kebencian yang tengah meningkat di Inggris.

Menurut Dewan Kepolisian Nasional Inggris, laporan mengenai kejahatan kebencian di Inggris meningkat pasca-referendum Uni Eropa sebanyak 57 persen. Komunitas muslim, Polandia, dan warga Uni Eropa sering menjadi target serangan kejahatan ini. Korban diteriaki dan diusir dari Inggris di tempat-tempat umum.

"Polisi sedang bekerja sama dengan beberapa komunitas demi mempertahankan persatuan dan toleransi, juga mencegah kejahatan kebencian atau kekerasan pasca-referendum Uni Eropa,” tutur Mark Hamilton, Asisten Kepala Kepolisian untuk Dewan Nasional Kejahatan Kebencian Inggris.

Telah terjadi gelombang besar pelecehan rasial di Inggris dan sebuah akun grup Facebook bernama Worrying Signs mendedikasikan lamannya untuk mendokumentasikan kejahatan xenophobia ini. "Kami ingin grup ini menjadi ruang yang aman untuk Anda membagi informasi, gambar, dan screengrab seputar hal-hal yang mengandung xenophobia semenjak hasil referendum Uni Eropa diumumkan,” tulis akun grup Worrying Signs pada laman Facebook-nya.

Melihat banyaknya kasus serupa, Wali Kota London Shadiq Khan menyarankan warga agar selalu waspada terhadap kejahatan tersebut. Khan, yang juga pendukung Inggris tetap berada di Uni Eropa, menyesalkan kejahatan seperti ini terjadi.

“Saya tidak menoleransi kejahatan kebencian yang ada di London. Kita tidak hanya menoleransi perbedaan-perbedaan, tapi kita juga merayakan perbedaan tersebut,” cuit Khan pada akun Twitter pribadinya pada Senin, 27 Juni 2016. Kejahatan ini terjadi hampir di semua kota di Inggris dan mayoritas penduduknya memilih meninggalkan Uni Eropa saat referendum.

Sumber : tempo.co